
Mediaakurat.org, JOMBANG,– Penguatan pendidikan agama, sosial, budaya dan hukum dinilai sangat penting untuk membentengi para pelajar dari perbuatan tercela, khususnya praktik bullying atau tindakan kekerasan dan penindasan yang dilakukan secara sengaja serta berulang-ulang terhadap korban.
Hal itu disampaikan Ketua DPC Peradi Kabupaten Jombang, H Siswoyo, SH, MH, saat memberikan sambutan pada pembukaan kegiatan Sosialisasi Perlindungan dari Kekerasan Terhadap Anak (Bullying) di Aula SMAN 1 Jombang, Kamis (25/9/2025) pagi.
Acara tersebut diikuti sekitar 85 pelajar SMA, SMK dan sejumlah guru pendamping.
“Kasus kekerasan pelajar yang baru-baru ini terjadi di Cikarang, Jawa Barat, menjadi perhatian serius kita bersama. Jangan sampai anak-anak kita di Jombang mengalami hal serupa. Karena itu, peran orang tua dan lembaga hukum sangat penting dalam memberikan edukasi dan perlindungan hukum kepada para pelajar agar terhindar dari tindak kekerasan,” jelas Siswoyo.
Siswoyo menekankan pentingnya kesadaran bersama untuk mencegah kekerasan di sekolah. Pengacara senior ini menegaskan, candaan yang dianggap ringan sekalipun bisa berdampak buruk bila menyinggung perasaan anak lain.
“Sering kali anak-anak tidak menyadari bahwa sikap mengejek atau bercanda berlebihan itu bagian dari bullying. Dari hal kecil bisa menimbulkan trauma besar. Bahkan, ada kasus yang berlanjut hingga ranah hukum,” ujarnya.
Siswoyo juga menyampaikan apresiasi kepada SMAN 1 Jombang yang menjadi tuan rumah kegiatan. Menurutnya, sekolah harus menjadi lingkungan yang aman dan ramah anak, bukan sebaliknya.
Kegiatan sosialisasi ini secara resmi dibuka oleh Plt Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jatim, Wilayah Kabupaten Jombang Hj Pinky Hidayati S.Psi, M.Psi dengan menghadirkan dua narasumber andal Moh Solahudin, SH, MH dan Ana Abdilah, SH, MH.
Pungky menegaskan, bullying merupakan isu nasional yang terus mendapat perhatian dunia pendidikan.
“Setiap tahun, sekolah selalu menekankan tema anti-bullying, bahkan saat penerimaan peserta didik baru. Namun faktanya, kasus bullying tidak pernah benar-benar hilang. Ini menunjukkan betapa seriusnya tantangan yang kita hadapi,” tegasnya.
Punky menambahkan, semakin hari sensitivitas anak-anak terhadap perundungan juga meningkat. Karena itu, sekolah wajib menyediakan ruang aman dan mekanisme penanganan yang jelas bagi korban.
Punky juga berharap peranan media massa dinilai sangat penting dalam upaya konkret membantu program pemerintah dalam memberikan informasi yang baik dan edukatif melakukan pencegahan bullying.
“Kami jadi lebih paham apa saja yang termasuk bullying. Kadang-kadang ada hal yang dianggap bercanda, ternyata bisa menyakiti teman. Semoga setelah ini sekolah kami juga lebih aman dan nyaman. Peranan media massa juga penting sekali membantu sosialisasi pencegahan bullying,” harapnya.
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Jombang yang diwakili Wakasek Kesiswaan Ust Solahudin menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, sosialisasi semacam ini sangat bermanfaat untuk membuka wawasan para siswa.
“Bullying seringkali dianggap sepele, padahal dampaknya bisa panjang bagi korban maupun pelaku. Dengan adanya sosialisasi ini, kami berharap siswa-siswi lebih memahami bahaya bullying sekaligus berani menolak jika menghadapi situasi yang tidak baik,” ujarnya.
Dalam sesi inti, para siswa mendapat pemaparan materi tentang jenis-jenis bullying, dampak bagi korban maupun pelaku, serta peran lingkungan sekolah dalam pencegahan.
Melalui kegiatan ini, PERADI Jombang berharap siswa tidak hanya memahami bahaya bullying, tetapi juga mampu membangun budaya saling menghormati di sekolah.
Dalam laporan panitia pelaksana kegiatan Palupi Pusporini,
seluruh pembiayaan kegiatan ditanggung oleh DPC PERADI Jombang sebagai bentuk komitmen organisasi advokat dalam mendukung perlindungan anak.
“Kami ingin sekolah-sekolah di Jombang bebas dari kekerasan, sehingga anak-anak bisa tumbuh dengan sehat, cerdas dan berakhlak mulia,” kata Palupi. (gus)














