Mediaakurat.org, Penajam,- Tiga pemuda pergi memanacing, akibat ombak besar perahu yang ditimpangi hanyut memakan korban Moh Ali Maulana Yusuf tewas tenggelam, bermula tiga pemuda masing masing Moh Ali Maulana Yusuf 21 tahun, bersama Aldi 24 tahun dan Faqih 24 tahun sepakat berangkat memancing pada Jumat 18/4/2025, mereka berangkat sekitar pukul 09.00 WITa
Dari penuturan salah satu teman korban Faqih, ia menceritakan awal mulanya,” pagi itu Jumat 18 April mereka berencana pergi memnacing kelaut, menggunakan perahu kecil milik sendiri, rencananya kami hanya berangkat berdua,” ungkap Faqih.
mengingat ada kawan yang juga hobi memancing maka kami tawari Yusuf (Korban),” mau ikut memancingkah? korban menjawab mau, ni aku lagi di perjalanan, maka berangkatlah kami bertiga menuju pantai Tanjung Jumlai Kelurahan Pejala.
Memang pagi itu cerita Faqih, sekitar pukul 08.00 dilihat dari daratan kondisi air laut masih terlihat tenang, gelombang belum terlalu besar,” makanya kami memutuskan tujuan memancing ke bagang, ternyata setelah sampai di bagang, ombak laut besar dan angin kencang, jadi kami bertiga memutuskan untuk naik ke atas bangang,” jelas Faqih.
Jarak dari bibir pantai ke bagang kira kira perjalanan stengah jam menaiki perahu bermesin, si korban duduk paling depan diujung haluan perahu, ujar Faqih otomatis dia yang ikat perahu ketika sampaidi bagang, kemudian setelah perahu diikat, korban ditanya oleh Faqih, sudah baguskah iakatannya, sudah kuatkah?
Dijawab oleh korban, kuat aja begitu korban nyeletuk,” nanti kalau lepas biar saya yang kejar,” kata korban, maka naiklah bertiga dan memulai aktifitas memancing, berselang kurang lebih satu jam kemudian perahu terlepas dari ikatannya dan hanyut, masih sekitar jarak 15 meter dari bagang, si korban rupanya berinisiatif ingin melompat untuk mengambil perahu.
Ketika dia mau melompat kelaut kami sudah melarang berkali kali,” jangan, jangan biarin aja sudah, nah disitu kami bertanya kamu bisa berenangkah, dijawab aku bisa berenang,” jawab korban, nah kita ga bisa ngapa ngapain dia lepas topi lalu loncat ke laut,” ujar Faqih dengan nada menyesal.
Faqih menyebut korban sempat berenang mengejar perahu sekitar jarak 20 meter dari bagang, ketika dia sudah hampir menggapai perahu pada jarak sekitar 4 meter dari perahu tapi dia berhenti karena mungkin kelelahan,” nah disitu saya terika bailik aja balik, korban terlihat tak mampu untuk kembali, lantaran arus kencang, perahu semakin menjauh dan beda arah arus dan angin perahu kena angiun sedangkan korban terbawa arus.” Jelas Faqih.
Dengan kondisi demikian Faqih mengaku bingung, lantas ia menelpon ke darat dan disitu posisi mereka berada diantara bagang yang lain, terlihat ada kapal nelayan berada di kejauhan,” saya sudah teriak teriak terus sampai seng yang ada di bagang itu saya pukul pukul, saya sempat terjatuh juga kelaut karena ada kayu yang saya injak itu patah,” tuturnya.
Perahu semakin jauh dan cepat sekali perahu itu hanyut terbawa arus, sudah berbagai upaya dilakukan untuk menyelamatkan korban, namun kami juga tak berani nyebur kelaut melihat ombak begitu besar,” kami sempat melempari korban dengan apa yang ada di atas bagang itu, termasuk boks ikan, segala macacam kami lempar dari ats, sedangkan arus dan angin berbeda arah.
Terakhir Faqih dan Aldi melihat posisi korban berenang telentang sembari mereka berusaha menelfon kawan kawan nya yang ada di darat menggunakan Hp milik Aldi, sedangkan hp milik Faqih sudah mati kecebur di laut, kejadian itu sekitar pukul 10 WITa, lama kelamaan karena jarak pandang sudah terlalu jauh dan silau pantulan matahari ke air, akhirnya korban hilang dari pandangan.
“Kami pasrah, hanya mengharap bantuan aja lagi karena perahu juga sudah hampir tak kelihatan, setelah berselang kemudian kapal nelayang datang, dengan kapal nelayan tersebut kami menelusuri di titik terakhir kita melihat korban menghilang,
teman saya yang di darat datang bersama nelayan dan kami diajak ke lokasi, kami menelusuri dulu, lama kami telusuri keberadaan korban barulah perahu diambil, lalu tim sar dari BPBD datang,” ungkap Faqih.
BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara dipimpin langsung Kepala Pelaksana BPBD Kab. Penajam Paser Utara, M. Sukadi Kuncoro, SP, MM, menerjunkan tim Sarnya, dalam laporannya BPBD merincikan, Alamat Kejadian di Perairan Tanjung Jumlai, Kelurahan Pejala Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimatan Timur Titik Koordinat : 1.3975S” 116.7555E”
Penyebab dan Kronologis, korban bersama dengan kedua teman nya Aldi (24Th) dan Faqih (24Th) berangkat pukul 09.00 WITa untuk memancing di dekat area bagang, karena gelombang besar mereka mengikat perah yang mereka tumpangi ke bagang.
Memancing di atas bagang, tidak lama kemudian perahu yang ditumpangi terlepas ikatan talinya, karena korban yang mengikat talinya korban berinisiatif melompat kelaut untuk mengejar padahal sudah dicegah oleh temannya.
Karena kondisi arus gelombang yang deras tetapi korban sudah loncat berenang mengejar perahunya tetapi tetap tidak bisa mendapatkan, karena arus deras dan gelombang laut yang besar, kemudian korban hanyut dan hilang.
Korban Terdampak , bernama lengkap Moh Ali Maulana Yusuf, Laki – laki (21Th), alamat tinggal RT. 12 Desa Girimukti Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara.
Upaya Penanganan , Setelah laporan masuk ke Pusdalops BPBD PPU, tim BPBD PPU langsung bergerak menuju ke lokasi dan berkoordinasi dengan semua unsur terkait, Tim gabungan melakukan pencarian korban di area lokasi awal korban hilang dan menyisir dua mil dari lokasi hilangnya korban, Pencarian dihentikan pada pukul 17.00 WITA dan dilanjutkan besok hari Sabtu, 19 April 2025.
Tim di Lapangan antara lain, BPBD PPU, Basarnas Balikpapan, Polres PPU, Kodim 0913/PPU, Polairud Polres PPU, PT. Maindo7. DPKP PPU, Babinsa Girimukti, Bhabinkamtibmas Girimukti, Keluarga Korban, Unit di Lapangan , BPBD PPU, 4 Unit Mobil Ops, 1 Unit Perahu Karet & Peralatan PB, Basarnas Balikpapan 1 Unit Speed Boat, PT. Maindo : 1 Unit Sea Truck, DPKP PPU 1 Unit Mobil Ops & 1 Unit Perahu Karet, Polairud Polres PPU : 1 Unit Speed Boat, Dinas Pariwisata : 1 Unit Speed Boat, Warga : 1 Unit Kapal Klotok dan 1 Unit Kapal Ketinting.
Pada Minggu 20/4/2025, sekira pukul 07.00, oleh seorang nelayan dari Muara Tunan Keluragan Tanjung Tengah, jenazah korban ditemukan mengambang di perairan Tanjung Jumlai Kelurahan Pejala, Kecamatan Penajam, Kabupaten PPU, Kaltim, disekitar kapal tengker yang sedang berlabuh pada jarak kurang lebih 2 mil dari bibir pantai,
Korban dievakuasi sekitar pukul 09.00 WITa dan dibawa kerumah duka di Jalan Setrat Satu, RT 12 Desa Girimukti Kecamatan Penajam, PPU Kaltim, dimandikan, dikafani dan akhirnya dibawa ke Pemakamam Umum Petung-Girimukrti untuk dikebumikan pada hari itu juga.Is