
Mediaakurat.org, JOMBANG,– Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW terus menjadi tradisi yang dijaga umat Islam sebagai wujud cinta kepada Baginda Nabi sekaligus ikhtiar meneladani sunnahnya hingga akhir zaman.
Di Musala Baiturrohim, Kampung Kauman Lor Gang II, Desa Jombang, peringatan Maulid Nabi tahun ini kembali digelar meriah namun penuh khidmat, kemarin malam. Ratusan jamaah hadir memenuhi musala untuk mendengarkan tausiyah KH Ghozi Rofiuddin, pengasuh Ponpes Tahfidzul Qur’an Safinatul Huda, Diwek Jombang.
Dalam ceramahnya, KH Ghozi menyampaikan tiga hal penting yang perlu menjadi perhatian jamaah. Menurutnya, ada tiga golongan manusia yang kelak tidak akan bisa berjumpa dengan Kanjeng Nabi Muhammad SAW di akhirat, yaitu:
Anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya.
Orang yang mengabaikan sunnah Rasulullah.
Orang yang tidak menjawab saat mendengar nama Nabi Muhammad SAW disebut.
“Apakah panjenengan semua cinta kepada Baginda Nabi Muhammad SAW?” tanya KH Ghozi. Serentak jamaah menjawab, “Cintaaa…!”
Lebih jauh, KH Ghozi mengingatkan bahwa anak yang durhaka kepada orang tua jangan pernah berharap bahagia lahir dan batin. Meskipun bergelimang harta, hidupnya tidak akan tenang. Karena itu, orang tua wajib menanamkan pendidikan agama dan akhlak sejak dini, sekaligus menjadi teladan terbaik bagi anak-anaknya.
Agar suasana tidak tegang, KH Ghozi kerap menyelipkan guyonan dengan dialektika Jawa yang membuat jamaah tersenyum namun tetap menyerap pesan. Salah satu pesannya adalah pentingnya menjaga kerukunan dengan tetangga.
“Jangan sampai papasan di jalan dengan tetangga tapi tidak saling sapa. Kalau begitu bagaimana bisa dikatakan cinta Nabi? Itu jelas keliru,” ujarnya. Ghozi pun langsung mempraktikkan dengan menyapa jamaah, “Halo—.” Jamaah pun kompak menjawab, “Hay—.”
KH Ghozi juga menuturkan kesabaran Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah memperjuangkan Islam, meskipun sering dihujat, dilempari batu bahkan diancam dibunuh, Nabi Muhammad SAW tetap tabah. “Bahkan ketika malaikat menawarkan bantuan untuk menimpakan batu gunung, Nabi menolaknya. Beliau justru berharap kelak lahir dari keturunan mereka orang-orang yang beriman dan menjadi teladan,” kisah KH Ghozi.
Menurutnya, Nabi Muhammad SAW adalah teladan sempurna bagi umat manusia, bukan hanya dalam soal ibadah, tapi juga pemerintahan, hukum, keadilan hingga perdagangan. “Nabi juga seorang saudagar profesional dengan jaringan dagang hingga ke Negeri Syam,” tambahnya.
Ceramah berlangsung sekitar satu jam lebih, mulai pukul 20.30 WIB hingga 21.40 WIB, ditutup dengan doa dan lantunan sholawat. KH Ghozi berpesan agar jamaah senantiasa meneladani akhlak Rasulullah dan istiqomah mengamalkan sunnahnya.
Ketua Panitia Takmir Musala Baiturrohim, H. Imam Purnomo, menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada seluruh jamaah yang hadir hingga acara selesai. Ia menegaskan, peringatan Maulid Nabi di Kauman Lor Gang II ini digelar rutin setiap tahun dengan melibatkan lintas generasi, bergotong-royong demi suksesnya acara.
Sebelum tausiyah, acara diawali dengan pembacaan Maulid Dhiba’ dan lantunan sholawat Nabi oleh Kelompok Ishari (Ikatan Seni Hadrah Indonesia Nahdlatul Ulama) ibu-ibu, yang istiqomah menjaga tradisi sejak masa lampau.(gus)















